Pages

Kamis, 21 April 2011

Peluruhan Mata Uang

Oleh: Sandy Dwiyono

Seperti halnya unsur radioaktif, tiap mata uang secara alami mengalami

peluruhan nilai dari waktu ke waktu. Daya tahan mata uang ditentukan oleh

waktu paruhnya, semakin panjang waktu paruhnya semakin berdaya tahan mata

uang tersebut, dan sebaliknya semakin pendek waktu paruhnya semakin cepat

mata uang kehilangan nilai. Jika pada kondisi awal nilai suatu mata uang

sebesar 1 dan mata uang tersebut memiliki waktu paruh 7 tahun maka pada 7

tahun pertama nilai mata uang tersebut tinggal separuhnya, 7 tahun kedua

tinggal 1/4-nya, dst.

Secara matematis peluruhan mata uang dapat dituliskan sebagai berikut:

Nilai uang pada saat t = N (t) = Nilai uang saat ini * 2 (pangkat ) -t/T ;

dimana

t= waktu (dalam tahun), T= waktu paruh (dalam tahun)

.... (1)

Contoh, pada tahun 1970 emas masih US$ 35.94/Oz. dengan nilai tukar Rupiah

Rp. 415/US$; maka harga emas saat itu di Indonesia berada di kisaran Rp

480/gram.

Setelah 41 tahun berlalu, harga emas menjadi US$ 1,490/Oz dan dengan nilai

tukar Rp 8.700/US$ harga emas dalam Rupiah saat ini menjadi di kisaran Rp

417,000/gram. Artinya setelah 41 tahun, nilai US$ terhadap emas tinggal

tersisa 2,41% dan nilai Rupiah hanya 0.115%.

Dengan menggunakan persamaan (1) didapatkan waktu paruh US$ adalah 7,6 dan

Rupiah 4,19.

Artinya bila saat ini Anda memegang Rp 417.000 Anda dapat membelikan 1 gram

emas; maka 4,2 tahun lagi maka Anda mendapatkan kurang dari ½ gram emas.

Setelah 8,4 tahun lagi, uang yang sama tidak cukup membeli ¼ gram emas.

Demikian juga terhadap barang dan jasa. Jika kini Rp. 417.000 mampu membeli

75 kg beras, jangan heran 16 tahun ke depan, uang sejumlah tersebut hanya

dihargai kurang dari 18 kg beras. Terbukti, hanya emas yang selama 1400

tahun terakhir memiliki daya tahan yang tangguh terhadap barang dan jasa.

Demikian juga untuk mata uang lain. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,

Poundsterling memiliki waktu paruh 4.7 tahun, Saudi Riyal 5,0 tahun, Dolar

Sin 4.9 tahun. Yen 4,9 tahun, dan Euro 6,4 tahun. Artinya, dalam kurun

waktu 5 tahun, sekeranjang mata uang tersebut hanya akan bernilai

setengahnya terhadap emas, barang dan jasa. Dan kecenderungannya waktu paruh

berbagai mata uang kuat tersebut semakin pendek karena faktor-faktor lain

seperti krisis ekonomi, ketegangan geopolitik, bencana alam, dlsb, yang

mempercepat pembusukan uang kertas belum dimasukkan sebagai parameter

perhitungan.

Selamat menentukan

Kamis, 14 April 2011

Perak Diburu, Perak Melaju

Depok, 14 April 2011

Kemampuan perak mengungguli emas semakin terbukti. Masih jauh dari nilai sewajarnya.

Dalam masa ratusan tahun, perbandingan nilai perak terhadap emas, sangat stabil pada posisi 1:15. Dalam masa 40 tahun terakhir ini nilai perak mengalami penurunan, atau tepatnya tidak mengalami peningkatan sewajarnya, sampai rasionya terhadap emas ada pada posisi 1:65 beberapa bulan lalu. Namun demikian, dalam beberapa bulan terakhir ini, nilai perak terus melaju, meski nilai emas juga tetap meningkat, hingga perbandingan nilai perak dan emas, pada awal April 2011, telah berada pada posisi 1:37.

Dalam setahun terakhir, April 2010-April 2011, kenaikan nilai perak (dalam US dolar) memang telah meningkat labih dari 110%, dari posisi sekitar 17 USD/oz ke 36 USD/oz. Tetapi, dalam sepekan terakhri ini, harga perak telah meroket ke posisi 40 USD. Padaha, ketika itu para analis masih mengatakan "harga perak mungkin tembus 37 USD/oz". Kalau kita lihat dalam rentang waktu sedikit ke belakang, dalam tujuh tahun terakhir, harga perak meroket dari 4.15 USD/oz ke 30 USD/oz pada awal tahun 2011, terus perlahan merangkak, ke 35-an USD/oz, dan melaju ke 40 USD/oz saat ini. Ini artinya ada kenaikan rata-rata sekitar 50%/tahun.

Kapan nilai perak akan berhenti melaju? Di atas kertas ketika rasionya dengan emas kembali ke posisi 1:15. Itu artinya pada posisi sekitar 95 USD/oz, dengan harga emas hari ini, sekitar 1450 USD/oz. Kita tahu harga emas pun rata-rata naik 20%/tahun. Jadi, posisi perak masih akan terus melaju, sampai di atas 100 USD/oz.


Dirham perak, di awal April 2011, telah menebus Rp 50.000/Dirham. Ini pada rasio 1:37 di atas. Maka, kalau posisi kembali ke rasio 1:15, maka nilai dirham sekurangnya adalah Rp 118.000, pada nilai awal April ini. Dengan berjalannya waktu, dengan naiknya harga emas, harga perak pun masih akan meingkat. Tepatnya, itu semua, karena nilai USD dan mata uang kertas lain apa pun yang terus semakin merosot.

Keputusan Negara Bagian Utah untuk mengakui kembali koin perak sebagai mata uang, dan perkembangan pemakaian dirham perak di berbagai penjuru dunia, jelas telah mempercepat laju nilai perak dan dirham perak. Sementara produksi perak saat ini sekitar 700 juta oz/tahun. Jumlah yang terbatas, sementara permintaan terus meningkat, adalah pemicu lain meroketnya harga perak.

Semakin perak diburu, semakin ia melaju. Ayo, gunakan Dirham perak setiap hari, agar harta berputar dan berpindah dari tangan ke tangan.

Rabu, 13 April 2011

JAWARA di Inggris Raya

Inggris, 12 April 2011

Para pedagang Muslim di Inggris mulai banyak yang menerima pembayaran dinar dan dirham.


Penerapan Dinar emas dan Dirham perak sebagai alat tukar barter sukarela, baik untuk mata dagangan maupun jasa, semakin luas. Bukan saja di belahan bumi timur, seperti di Malaysia dan Indonesia, serta Singapura, tapi juga di Amerika dan Eropa. Bpk Abdallah Seymour, pemilik usaha Seymour of Norfolk, yang beberapa bulan lalu datang ke Jakarta dan mempelajari penerapan Dinar dan Dirham di sini, mulai mengorganisir para pedagang muslim di Inggris, untuk menjadi "Jawara" di sana.

Saat ini, ia telah berhasil menghimpun setidaknya lima belas pedagang barang dan jasa yang bersedia menerima Dinar dan Dirham. Inilah para Jawara di Inggris Raya. Ada tukang potong rambut, ada pedagang makanan dan restoran , ada pedagang barang seni dan kerajinan, ada pula pedagang herbal dan farmasi. Bahkan penyedia jasa di bidang IT dan grafik desain, serta layanan bahasa, dan "suhu" seni bela diri!

Semoga Allah SWT memberkahi para Jawara Inggris Raya ini, dan memperluas cakupan perdagangan mereka, sampai ke bumi Nusantara. Berikut adalah para Jawara di Eropa ini:

Art
Abu Bakr Wills
Contemporary fine art
Tel: 07400 383363
http://www.abubakrwills.co.uk/

Barbers
Black & White Barber Shop
Vauxhall Street
Norwich
Contact: Muhammad Badran
Tel: 07923 582 139

Eating Out & Cafe's
Aladdins Cafe & Patisserie
3 Magdalen St, Norwich NR3 1LE
Tel: 01603 766 112

Lili Coffee Cafe
44 - 48 Magdalen Street, Norwich, NR3 1JU

Food
Baraka Butchers
128 Magdalen Road, Norwich, NR3 4AN.
Halal Meat and groceries.
Tel: 07988 781057 or 07828 312988

Eggs 4 U
Fresh eggs, free range and battery farmed.
Rashid Luqman
Tel: 07972 114643

Goldhawk Spice Company
Spices, Harissa, Olive spreads, Pastries
Tel: 07548 317073

Seymours of Norfolk
Olives, olive oil, dressings, sauces
Tel: 01603 446522
www.seymoursofnorfolk.com

Graphic Design
Colourminded
Khalil Mitchell
Tel: 07838 127918

Frank Amin
Graphic design, artwork, editing, type setting
Tel: 07919 140433

Health
The Rub
75 Upper St Giles, Norwich, NR2 1AB
01603 699 958

Healthcare Products
Aloe Vera Distributor
Naturally produced Aloe Vera products from Forever Living
Kamilla Vancooten
Tel: 01603 451021

IT
Khalid Hussin
Computer programming, websites.
Tel: 07810 735858

Language Services
Riaza Language Services
131 Magdalen Street,
Norwich
Norfolk
NR3 1NF
Tel: 01603 616080
Email: riazalsltd@aol.com

Martial Arts Instructors
Yahya Amin
Tel: 07881 906000

Media
Cmedia
Podcasts, Online Content, Short films/documentaries
The Film Factory, 35a Prince of Wales Road, Norwich, Norfolk NR1 1BG
Tel: 01603 920027
www.cmedia.org.uk

Kamis, 07 April 2011

Toko Sulhan, Pertama Penerima Dirham di Sawangan

Keberadaan anggota JAWARA yang mengoperasikan kedai meluas, dari Depok ke Sawangan.

Menyusul keberadaan sejumlah toko di wilayah Depok yang menjadi anggota JAWARA, kini Toko Sulthan, yang terletak di Perumahan Permata Pondok Cabe, Sawangan, telah menerima transaksi dirham. Untuk pertama kalinya toko yang digagas oleh Pak Tri Wibowo, al Wakil, Wakala Albana ini, mulai menerima dirham di awal Januari 2011 lalu.
Terletak di bilangan Cinangka, Sawangan, Depok, Toko Sulthan, menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga. Toko ini terletak di dalam komplek perumahan yang baru satu tahun dihuni, jadi relative belum terlalu ramai.
Hari itu menjadi hari yang sangat istimewa bagi Pak Tri, ketika satu keluarga di bilangan Cireundeu yang dengan sengaja datang hanya untuk berbelanja dengan dirham di Toko Sulthan. Aneka sembako, mie instant mereka tukar dengan koin dirham. Anak-anak mereka juga sangat antusias membelanjakan koin terkecil dirham- daniq (1/6 dirham) dengan menukarkannya dengan aneka jajanan. Total uang yang dibelanjakan kurang lebih mencapai 5 dirham.
"Ketika kami tanyakan dari mana mereka tahu keberadaan Toko Sulthan, mereka menyebutnya dari Direktori Jawara, yang ada di dunia maya," ujar Pak Tri. Semoga Toko Sulthan dapat menjadi teladan umat Islam lainnya bertransaksi menggunakan dirham dinar, di wilayah Sawangan. Diharapkan Sawangan juga dapat menjadi Kampung Jawara lain, seperti di Cilincing, Jakarta Utara. Hingga wilayah ini, dari peristiwa kecil ini, dapat menberikan kontribusi positif agar masyarakat dapat kembali menegakkan syariah di bidang muamalat.
Toko Sulthan
Perum. Permata Pondok Cabe
Cinangka, Sawangan, Depok.

Bayar Sou May dengan Dirham


Semakin banyak masyarakat menerima dirham sebagai alat tukar, yang terbaru pedagang siomay, di Sawangan.

Baru-baru ini pemilik Sou May Echo ala Dimsum telah menerima dirham sebagai alat pembayaran. "Saya selaku mitra dari Soumay echo ala dimsum menawarkan ibu Jamilah pemilik waralaba untuk dibayar bahan baku dimsum dengan dirham," ujar Pak Tri Wibowo. Alhamdulillah penawaran pembayaran dirham disambut dengan baik olehnya.

Bahkan ibu Jamilah beserta suaminya sangat tertarik ingin mengenal lebih jauh nuqud nabawi tersebut. Beliau pun bersedia setiap pembelian bahan baku dimsum dibayar dengan dirham.
Bahkan untuk menjadi mitra Soumay Echo ala Dimsum ibu Jamilah siap menerima dinar dirham sebagai alat pembayaran. Semoga kedepan para pengusaha lainnya dapat menerima dinar dirham sebagai alat tukar.
Sebagai informasi: Wakala Albana kini sedang merintis berbagai usaha yang menerima dinar dirham sebagai alat tukar.Usaha tersebut antara lain:
1. Soumay Echo ala Dimsum
2. Toko sulthan (sembako,air mineral, gas)
3. Bengkel Las
4. Toko amma (pakaian anak dan muslimah)
5. Percetakan insan mandiri sejahtera
Pemesanan dapat menghubungi : Destria 08118886103

Semoga Wakala Albana terus istiqomah memperkenalkan dinar dirham kepada masyarakat melalui bentuk usaha lainnya sehingga dinar dirham dapat diterima masyarakat. Amin.
Tri wibowo
Al wakil
Wakala albana

BPIH Turun (Lagi) 12 persen - Tahun 2020 Tinggal 9.9 Dinar

Jakarta, 15 September 2008

Zaim Saidi - Direktur Wakala Induk Nusantara
Tulisan ini ingin menunjukkan bahwa persoalan sesungguhnya bukan terletak pada biaya penyelenggaraan haji itu sendiri, sebagaimana dengan biaya untuk kegiatan apa pun, melainkan pada mata uang yang digunakannya. Pembiayaan BPIH, juga untuk biaya keperluan apa pun lainnya, bila dilakukan dengan mata uang dinar emas, tidak akan pernah mengalami perubahan. Dinar emas selalu membuktikan dirinya sebagai mata uang dengan inflasi 0%.

Walau belum jadi keputusan resmi, ancar-ancar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2008 telah disampaikan oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni dalam rapat kerja dengan, dan disetujui oleh, Komisi VIII DPR, 2 April lalu. Dibandingkan dengan BPIH tahun lalu BPIH 2008 rata-rata naik 500.86 dolar AS atau Rp 4,6 juta. Headline harian Republika (Avtur Dongkrak Biaya Haji, Kamis, 3 April 08, hal. 1) juga menyajikan tabel BPIH tahun 2005-2008, lengkap untuk tiga zonasi. Pengumuman ini membuktikan bahwa kenaikan biaya haji selalu rutin terjadi setiap tahunnya, baik dalam mata uang rupiah maupun dolar AS. Jelas bahwa beban calon jemaah haji semakin berat, dan upaya menabung yang umumnya harus kita lakukan pun, semakin berat pula.

Tulisan ini ingin menunjukkan bahwa persoalan sesungguhnya bukan terletak pada biaya penyelenggaraan haji itu sendiri, sebagaimana dengan biaya untuk kegiatan apa pun, melainkan pada mata uang yang digunakannya. Pembiayaan BPIH, juga untuk biaya keperluan apa pun lainnya, bila dilakukan dengan mata uang dinar emas, tidak akan pernah mengalami perubahan. Dinar emas selalu membuktikan dirinya sebagai mata uang dengan inflasi 0%. Perhatikanlah perbandingan perkembangan BPIH dalam tiga mata uang berbeda, yaitu rupiah, dolar AS, dan dinar emas, yang diolah dari tabel di HU Republika tersebut di atas. Untuk menyederhanakan data yang disajikan di sini hanyalah untuk BPIH dalam satu zonasi, yakni Zona II (Jakarta, Surabaya dan Solo), yang berada di zona tengah.

Tabel 1 di bawah ini menyajikan data BPIH (2005-2008) tersebut yang menunjukkan, bila dihitung dengan flat, ongkos naik haji dalam rupiah selalu mengalami kenaikan rata-rata 9% dan dalam dolar AS rata-rata naik 6.25% setiap tahunnya. Berkebalikan halnya bila biaya haji didenominasikan dengan dinar emas. Dari tabel yang sama terlihat bahwa BPIH dalam empat tahun terakhir ini, dalam denominasi dinar emas, secara flat turun rata-rata 10.25%. Jadi, ongkos naik haji, dari tahun ke tahun, menjadi semakin murah.

Dalam angka absolutnya BPIH 2005 dalam dinar emas adalah 46 dinar, turun menjadi 34 dinar (2006), turun lagi menjadi 31 dinar (2007), dan turun lagi menjadi 27 dinar untuk 2008 ini. Tingkat penurunannya berturut-turut adalah 26%, 8%, dan 12%. Perbedaan biaya dalam rantang empat tahun, antara 2005 dan 2008, menunjukkan penurunan BPIH dalam dinar sebesar 41% (dari 46 dinar/2005 ke 27 dinar/2008)! Sementara dalam rupiah justru naik 36% (dari Rp 23.2 juta ke Rp 31.6 juta), dan dalam dolar AS naik 25% (dari 2.730 dolar AS ke 3.430 dolar AS).





Proyeksi ke Depan
Dengan pengalaman empiris di masa lalu di atas maka kita dapat membuat suatu proyeksi ke depan. Untuk meningkatkan keakuratan dan ketepatan proyeksi kita data empiris BPIH di masa lalu yang digunakan di sini diperpanjang, tidak hanya terbatas sampai pada tahun 2005, tapi sampai tahun 2000. Proyeksinya sendiri akan dilakukan untuk masa dua belas tahun ke depan, untuk rentang waktu 2008-2020. Perhitungan tetap dilakukan dalam tiga jenis mata uang yaitu rupiah, dolar AS dan dinar emas, sekaligus untuk membandingkan ketiganya.

Kita awali proyeksi kita dengan berpatokan pada BPIH 2008 (Zona II saja) sebagaimana yang telah disepakati oleh Menteri Agama RI dan Komisi VIII DPR tersebut di atas, yaitu 3.429.6 dolar AS, tanpa memperhitungkan biaya tambahan untuk komponen domestik (dengan nilai Rp 501 ribu). Dengan kurs saat ini, ambillah Rp 9.200/dolar AS, maka dalam rupiah BPIH 2008 adalah Rp 31.552.320. Dalam dinar emas, dengan kurs saat ini 127 dolar AS/dinar, BPIH 2008 sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, hanya 27 dinar emas. Sebagai patokan empiris ke belakang kita ambil data tahun 2000, yaitu dengan BPIH dalam rupiah sebesar Rp 22.799.635, dalam dolar AS sebesar 2.682 dolar, dan dalam dinar emas sebesar 71 dinar. Dengan perhitungan flat kenaikan tahunan rata-rata BPIH dalam rupiah (dalam rentang 8 tahun terakhir, 2000-2008 ini) adalah 5%, dalam dolar AS 3.5%, dan dalam dinar emas adalah � (minus) 8%.



Dengan menggunakan data-data ini maka secara lengkap kita dapatkan proyeksi BPIH ke depan sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 2. Kita ambil saja tiga titik waktu di depan, yakni tahun 2010, 2015, dan 2020. Dalam rupiah kita akan dapatkan angka-angka BPIH sebesar Rp 34.8 juta (2010), Rp 44.4 juta (2015), dan akan menjadi Rp 56.7 juta (2020). Dalam dolar AS kita peroleh BPIH sebesar 3.639 dolar (2010), lalu 4.218 dolar (2015), dan akan menjadi 4.890 dolar (2020). Keduanya terus naik, meski dengan slope berbeda. Dalam dinar, sebaliknya, kita akan peroleh BPIH yang terus-menerus semakin murah secara signifikan, yakni 22.9 dinar (2010), lalu jadi 15.1 dinar (2015), dan turun lagi menjadi hanya 9.9 dinar (2020).

Penting untuk dimengerti proyeksi di atas diperoleh dengan asumsi keadaan adalah �normal�, dan dengan data yang sangat konservatif. Tetapi, sebagaimana saat ini kita dengar dari para pemegang otoritas moneter internasional, termasuk IMF, Bank Dunia, dan Federal Reserve AS, situasi ekonomi dunia semakin dibayangi oleh krisis besar. Keadaan empiris sejak Oktober 2007 lampau, yang dimulai dengan krisis kredit perumahan di AS, lalu gejolak harga minyak dan pangan dunia, disusul dengan gonjang-ganjingnya pasar saham, membuat mereka mengatisipasi kemungkinan terburuk. Sebaliknya dengan dinar emas, marilah kita songsong kemungkinan terbaiknya.

Ini bukti awalnya: September 2007 kurs dinar adalah Rp 880.000/dinar, saat ini sekitar Rp 1.200.000/dinar. Dinar emas telah menguat 34% dalam kurun 6 bulan terakhir, dan 200% dalam 8 tahun terakhir (kurs dinar tahun 2000 adalah Rp 400 ribu). Jadi, secara riel BPIH 2008 (Rp 31.6 juta) ini pun sesungguhnya hanya setara dengan nilai Rp 10.8 juta tahun 2000. Allahu Alim.