Oleh: Sandy Dwiyono
Seperti halnya unsur radioaktif, tiap mata uang secara alami mengalami
peluruhan nilai dari waktu ke waktu. Daya tahan mata uang ditentukan oleh
waktu paruhnya, semakin panjang waktu paruhnya semakin berdaya tahan mata
uang tersebut, dan sebaliknya semakin pendek waktu paruhnya semakin cepat
mata uang kehilangan nilai. Jika pada kondisi awal nilai suatu mata uang
sebesar 1 dan mata uang tersebut memiliki waktu paruh 7 tahun maka pada 7
tahun pertama nilai mata uang tersebut tinggal separuhnya, 7 tahun kedua
tinggal 1/4-nya, dst.
Secara matematis peluruhan mata uang dapat dituliskan sebagai berikut:
Nilai uang pada saat t = N (t) = Nilai uang saat ini * 2 (pangkat ) -t/T ;
dimana
t= waktu (dalam tahun), T= waktu paruh (dalam tahun)
.... (1)
Contoh, pada tahun 1970 emas masih US$ 35.94/Oz. dengan nilai tukar Rupiah
Rp. 415/US$; maka harga emas saat itu di Indonesia berada di kisaran Rp
480/gram.
Setelah 41 tahun berlalu, harga emas menjadi US$ 1,490/Oz dan dengan nilai
tukar Rp 8.700/US$ harga emas dalam Rupiah saat ini menjadi di kisaran Rp
417,000/gram. Artinya setelah 41 tahun, nilai US$ terhadap emas tinggal
tersisa 2,41% dan nilai Rupiah hanya 0.115%.
Dengan menggunakan persamaan (1) didapatkan waktu paruh US$ adalah 7,6 dan
Rupiah 4,19.
Artinya bila saat ini Anda memegang Rp 417.000 Anda dapat membelikan 1 gram
emas; maka 4,2 tahun lagi maka Anda mendapatkan kurang dari ½ gram emas.
Setelah 8,4 tahun lagi, uang yang sama tidak cukup membeli ¼ gram emas.
Demikian juga terhadap barang dan jasa. Jika kini Rp. 417.000 mampu membeli
75 kg beras, jangan heran 16 tahun ke depan, uang sejumlah tersebut hanya
dihargai kurang dari 18 kg beras. Terbukti, hanya emas yang selama 1400
tahun terakhir memiliki daya tahan yang tangguh terhadap barang dan jasa.
Demikian juga untuk mata uang lain. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,
Poundsterling memiliki waktu paruh 4.7 tahun, Saudi Riyal 5,0 tahun, Dolar
Sin 4.9 tahun. Yen 4,9 tahun, dan Euro 6,4 tahun. Artinya, dalam kurun
waktu 5 tahun, sekeranjang mata uang tersebut hanya akan bernilai
setengahnya terhadap emas, barang dan jasa. Dan kecenderungannya waktu paruh
berbagai mata uang kuat tersebut semakin pendek karena faktor-faktor lain
seperti krisis ekonomi, ketegangan geopolitik, bencana alam, dlsb, yang
mempercepat pembusukan uang kertas belum dimasukkan sebagai parameter
perhitungan.
Selamat menentukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar